Home » » HATI

HATI


MEMPERBAIKI HATI
How to Recitify The Heart
Penulis : Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid
Judul Terjemahan : Meperbaiki Hati
Alih Bahasa : Ummu Abdillah al-Buthoniyah
http://www.raudhatulmuhibbin.org

Topik kita pada hari ini adalah “Bagaimana Memperbaiki Hati”. Saudara- saudariku, kita hidup di zaman yang aneh dimana saya meyakini bahwa jalan untuk memperbaiki keadaan adalah dengan memperbaiki hati dari kebencian, dengki, dan dari perpecahan diantara kita. Akibat dari keburukankeburukan ini, musuh-musuh telah menguasai kita. Mengapa? Karena mereka melihat kita menjadi sangat lemah dan terpecah belah. Salah satu alasan kita berada dalam keadaan yang demikian karena hati-hati kita telah menjadi sakit, apakah sakit karena nafsu atau karena syubhat. Allah berfirman mengenai penyakit hati:

“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS Al-Ahzab [33] : 32)

Penyakit hati telah menyebabkan kita meninggalkan shalat kita dan demikian juga agama kita, karena hati kita telah terobsesi dengan penumpukan harta lalu menghabiskannya untuk nafsu dunia.Lihatlah diri kita, perhatian kita semua adalah uang untuk memenuhi keinginan kita. Penyakit lain yaitu syubhat. Disebabkan kurangnya ilmu kita mengalami keraguan di dalam hati. Sebagai akibatnya kita terpecah dalam kelompok-kelompok , pedang diarahkan kepada pemerintah kita, pengkafiran antara satu sama lain bahkan sampai seseorang mengkafirkan orang tuanya dan shalat ditinggalkan dari masjid-masjid. Allah menyebutkan tentang penyakti ini dalam firman-Nya:

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya.” (QS Al- Baqarah [1] : 10)

Apabila penuntut ilmu duduk dengan seseorang dengan gambaran seperti itu, dia akan dengan mudah melihat penyakit perpecahan, kebencian dan kedengkian. Keadaan kita saat ini dan situasi yang menyedihkan telah meneybabkan musuh-musuh kita menaklukkan, mengalahkan dan mempermalukan kita.

Mereka telah membesar-besarkan kelemahan kita dan sedemikian tanpa ampun meningkatkan keraguan kita, kebingungan, dan perpecahan diantara kita. Mereka mencapai ini dengan cara membajiri kita dengan keinginan-keinginan hawa nafsu, seperti televisi, satelit, uang dan wanita. Semua ini telah menambah kelemahan kita dan sebagai akibatnya mereka menguasai kita.

Saudara saudariku, perkara hati bukanlah merupakan persoalan yang remeh. Jika kita semua menaruh perhatian terhadap perbaikannya, maka kaum Muslimin akan menjadi lebih baik dengannya. Akibat dari hati yang tidak sehat dapat dilihat kepada orang-orang yang berbicara mengenai jihad, manakala mereka bertempat tinggal disebelah masjid namun tidak melaksanakan shalat (di masjid). Saya katakan kepada orang yang demikian: “Wahai engkau yang berbicara tentang jihad, dimana dirimu pada saat fajar?” Kami tidak melihatmu di halaqah ilmu, atau di majelis dimana Al-Qur’an dipelajari. Mengapa? Karena hatimu telah menjadi rusak.

Perlu bagi kita untuk memahami pentingnya hati, sehinga masing-masing dari kita menempatkan hati kita tepat dihadapan kita dan bekerja siang dan malam untuk memperbaikinya. Perkara PERTAMA yang menyangkut hati adalah bahwa ia adalah organ di dalam tubuh yang mengontrol peredaran darah dan jika dia berhenti maka tubuh otomatis akan mati. Hati adalah salah satu alasan kebahagiaan hidup di dunia ini dan kehidupan setelahnya. Pada saat yang sama juga menjadi sebab penyesalan dan kepedihan hidup.

Rasulullah bersabda:

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.( HR Bukhari Muslim)

Tubuh, yang hatinya memiliki iman dan aqidah yang benar akan memeperoleh banyak manfaat dalam hidupnya. Hal ini akan membawa seseorang untuk melakukan perbuatan ketaatan seperti merendahkan pandangannya di jalan, mendengar hanya pada apa yang disenangi Allah dan berbicara dari apa-apa yang baik dengan lidahnya. Karenanya seluruh kehidupannya menjadikannya seseorang yang diridhai Tuhannya.

Persamaan hati yang murni dan kuat seperti seorang komandan yang lurus yang akan menjadikan tentara-tentara yang lurus. Dari sini jelas bahwa hati yang lurus hanya akan membuahkan perbuatan yang lurus.

Sebaliknya, apabila hati sakit maka demikian pula seluruh tubuh. Sehingga hati akan condong kepada nafsu akan musik, rokok, dan segala bentuk dosa lainnya.

Perkara KEDUA mengenai hati adalah bahwa hati merupakan alat untuk memperoleh ilmu. Ilmu ini dapat diperoleh melalui mendengar, memperhatikan dan meyakinkan dengan hati. Semua kita lahir ke dunia ini tanpa mengetahui apapun. Jangan berpikir bahwa ada orang yang terlahir sebagai ulama, namun sebaliknya seseorang harus bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Kita berusaha dengan seluruh kemampuan kita untuk memperoleh pendidikan sekuler sampai mencapai gelar Doktor, yang dalam pandangan Allah tidak berarti apa-apa. Namun demikian, jika itu menyangkut menuntut ilmu agama yang indah ini, maka kita hanya menggunakan sedikit kemampuan. Allah berfimran:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS An-Nahl [16] : 78) 3

Inilah sebabnya mengapa Allah memberikan kita pendengaran, penglihatan dan hati. Sebaliknya, kita tidak menggunakannya untuk menuntut ilmu dan karenanya kita jatuh kedalam maksiat, ini adalah kejahatan. Ini semua adalah anugerah dari Allah yang dengannya tanpa ragu lagi kita akan ditanyai tentangnya pada hari kiamat. Maka hati adalah alasan untuk mempelajari dan memahami agama yang agung ini.

Ketiga: hati adalah tempatnya niat.

Rasulullah _ bersabda:

“Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat…”

Dari sini saya bertanya kepada anda, darimana niat itu berasal? Bukankah itu dari hati? Jika niat kita yang terpancar dari hati murni dan hanya mencari keridhaan Allah maka Dia akan menerima amalan kita pada hari kiamat. Hal ini dapat digambarkan dari hadits Bukhari dan Muslim, dimana tiga orang laki-laki terperangkap di dalam gua, mereka semua memohon kepada Allah melalui amal-amal baik mereka, dan Allah menyelamatkan mereka dari kematian. Mengapa? Karena mereka ikhlas hanya kepada Allah, yang menunjukkan betapa pentingnya amal shalih dan bagaimana ia dapat menyelamatkan seseorang dalam kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang.

Namun demikian, jika amalan itu ditujukan kepada selain Allah maka akan ditolak oleh-Nya pada hari kiamat. Hadits yang juga dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, mengabarkan kepada kita mengenai tiga orang yang pertama kali menjadi bahan bakar api neraka:

"Sesungguhnya orang yang paling pertama diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid, ia didatangkan dan ditanyakan ni'mat-ni'matnya, lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu amalkan di dunia ? ". Ia menjawab : "Saya berperang sampai mati syahid". Dia berfirman : "Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan itu telah dikatakan". Kemudian ia diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sehingga ia dilemparkan kedalam neraka. Seorang yang memperlajari Ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur'an didatangkan. Nikmat-nikmatnya, ditanyakan dan ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?". Ia menjawab : "Saya mempelajari Ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca Qur'an karena-Mu". Dia berfirman : "Kamu berdusta, karena kamu mempelajari Ilmu agar dikatakan pandai dan kamu membaca Al Qur'an agar dikatakan sebagai qari', dan itu semua telah diucapkan". Kemudian diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sampai dicampakkan kedalam neraka. Dan seorang yang diberi kelapangan oleh Allah dan diberi berbagai macam seluruh harta didatangkan dan ditanyakan ni'mat-ni'matnya lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?". Ia menjawab : "Saya tidak meninggalkan jalan yang mana engkau senang untuk di infakkannya (harta) melainkan saya menginfakkannya karena-Mu". Dia berfirman : "Kamu berdusta, tetapi kamu kerjakan agar dikatakan sebagai dermawan, dan itu telah dikatakan". Ia diperintahkan, lalu ditarik wajahnya kemudian dilemparkan kedalam neraka".(HR Muslim dari Abu Hurairah )

Sebagaimana yang dapat dilihat, semua amalan tertolak tanpa keikhlasan. Orang-orang yang beramal untuk (tujuan) selain Allah akan menjadi orang yang paling pertama dibakar dalam api neraka sebagaimana ketiga kasus yang disebutkan dalam hadits di atas. Sebaliknya, ketiga orang yang berada di dalam goa selamat, karena Allah menerima amalan mereka.

Setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban berdasarkan niatnya. Bila dia berniat untuk melaksanakan kejahatan namun tertahan dari mengerjakannya (bukan karena pilihannya sendiri), Rasulullah _ bersabda:

”Apabila berhadapan dua orang Muslim dengan pedangnya masing-masing, maka baik yang membunuh maupun yang dibunuh masuk neraka.” Seorang Sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, itu layak bagi yang membunuh, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh?” Beliau menjawab: ”Sesungguhnya dia (yang terbunuh) juga berkehendak membunuh Sahabatnya itu.”( HR Bukhari dan Muslim)


Orang yang terbunuh yang disebutkan dalam hadits berniat untuk membunuh lawannya namun dia tertahan dari melakukannya.

Perkara KEEMPAT mengenai hati: bahwa hati adalah tempat Al-Qur’an. Dalilnya terdapat dalam firman Allah:

“Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,’ (QS Asy-Syu’ara [26] : 192-194)

Kita seringkali bertanya pada diri sendiri mengapa kita tidak dapat menghafalnya? Mengapa begitu sukar? Karena hati kita sakit. Jika siang dan malam hati kita hanya mendengarkan musik, pembicaraan maksiat dan dirusak oleh kejahatan dunia, bagaimana kita dapat menghafalkan Al-Qur’an?

Jika engkau memenuhi sebuah cangkir dengan air lalu engkau mencoba menambahkan teh atau susu atau air lagi, kemana dia akan pergi? Saudara-saudari , hati adalah tempat Al-Qur’an maka penting untuk menjaganya agar tetap murni dari segala jenis kerusakan jika kita benar-benar ingin menghafalkan Al-Qru’an.

Kelima, hati adalah tempat yang dilihat Allah. Dia tidak melihat pada penampilanmu tidak juga pakaianmu.

Rasulullah _ bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak pula kepada bentuk-bentuk rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian.”( HR Muslim [2564/33) dari Abu Hurairah )

Allah tidak suka melihat kebencian di hati kita, syirik, hasad, dan racun-racun hati lainnya. Sebaliknya Dia ridha melihat hati kita bersih, suci dan dipenuhi ketaqwaan,
keshalihan dan cinta. Dia melihat hati dan perbuatan kita, jika keduanya sesuai dengan sunnah Rasulullah .

Allah berfirman:

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS Al-A’raf [7] : 26)

Namun, dengan sangat menyesal, kita lebih menaruh perhatian kepada penampilan luar kita, sedangkan penampilan didalam diri, yakni hati, kita tidak menjaganya murni untuk Allah.

Keenam, hati adalah tempatnya Taqwa. Orang selalu berkata kepada kami,

“Tapi syaikh, iman tempatnya di dalam hati.” Bagi mereka, janggut, shalat, dan hijab tidaklah penting. Yang paling penting bagi mereka adalah apa yang berada di dalam hati.

Rasulullah menerangkan dalam sebuah riwayat apa yang sebenarnya terdapat di dalam hati:

“Taqwa itu tempatnya disini (beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali)”( HR Muslim (2564) dari Abu Hurairah )

Allah menggambarkan orang-orang yang bertaqwa (Muttaqin) sebagai orang-orang yang bersedekah dan hati mereka dipenuhi rasa takut dan mereka membandingkan amalan baik satu sama lain.
Allah berfirman:

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS Al-Mu’minun [23] : 60-61)

Aisyah radhiallahu anha berkata:

“Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat tersebut, “Apakah mereka itu orang yang meminum khamr, berzina dan mencuri?” Beliau menjawab: “Bukan wahai puteri As-Siddiq. Mereka adalah orang yang berpuasa, shalat, dan bersedekah, namun mereka khawatir kalau-kalau amal yang mereka lakukan itu tidak diterima oleh Allah. Mereka itulah sebenarnya orang yang berlombalomba dalam berbuat amal kebajikan.”( HR Bukhari dan Muslim)

Karena taqwa bercabang dari hati, ini menunjukkan pentingnya untuk meletakkan ketaqwaan diatasnya.

Ketujuh, hati adalah anugerah dari Allah dan Dia akan menanyakan kepada kita pada hari kiamat. Allah berfirman:

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al-Isra [17] : 36)

Wahai Muslim, jelas dalam ayat ini bahwa Allah akan dan pasti akan bertanya kepadamu mengenai hatimu.

Kedelapan, hati adalah tempatnya penyakit. Allah berfirman:

“Dalam hati mereka ada penyakit , lalu ditambah Allah penyakitnya.” (QS Al- Baqarah [2] : 10)

Penyakit hati yang disebutkan dalam ayat di atas syubhat dan kemunafikan. Allah berfirman:

“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS Al-Ahzab [33] : 32)

Jika hati menjadi sakit dan akhirnya mati maka orang yang (memiliki hati) demikian akan tersesat.

Kesembilan, hati berubah dan terbolak-balik. Itulah sebabnya disebut Qalb, karena ia berbolak-balik dan keadaannya senantiasa berubah. Jika, misalnya, seseorang duduk di depan televisi dan mendengarkan berita, dia melupakan shalat dan beribadah kepada Allah, orang tersebut berpindah dari keadaan beriman kepada tidak beriman. Wajib bagi kita, wahai saudara dan saudari Muslim, ketika kitamengakui rencana non Muslim, (untuk) menyatakan perang dan bersatu untuk tegak berdiri di atas agama kita, meningkatkan iman kita dan yakin bahwa Allah akan membukakan jalan bagi kita.

Memiliki ilmu mengenai pentingnya hati akan membantu kita untuk memperbaikinya. Tapi apa yang menahan kita dari melakukannya? Mengapa kita tidak berhenti merokok wahai saudaraku? Karena penyakit hati. Mengapa kita tidak shalat fajar di masjid? Mengapa kita mencukur janggut? Mengapa para wanita kita keluar rumah tanpa hijab yang sempurna? Mengapa kita menghabiskan sepanjang malam dengan tidur dan tidak mendirikan shalat malam? Apa yang menghentikan kita dari membayar zakat? Apa yang menghentikan kita dari menutup kedai-kedai kita ketika waktu shalat tiba agar kita mendirikan shalat? Apa yang menghentikan kita dari menghafalkan kitabullah dan memperbaiki hubungan dengan saudara atau saudari yang dengannya hubungan kita menjadi jauh sepuluh tahun terakhir? Apa yang menghentikan kita dari berbuat baik kepada orang tua? Jawaban yang tidak dapat diingkari dari semua pertanyaan ini adalah karena hati kita sakit.

Setiap orang yang mengetahui kesalahan atau kekurangannya harus mulai memperbaikinya dan jika ini tercapai, maka seluruh hidupnya akan berubah.

Kita harus memperbaiki mata, hati, pikiran dan tangan kita dan kemudian kita akan merasakan bahwa hati kita menjadi (lebih baik), bersih dan murni, sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah riwayat:

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.'(HR Bukhari dan Muslim)

BAGIAN KEDUA

saudara saudariku, dapatkah kita melihat betapa pentingnya hati kita? Seseorang harus menempatkan hatinya tepat di depan matanya, dan memperbaikinya siang dan malam. Wahai Muslim, bagaimana memperbaiki hati? Bagaimana masing-masing kita memperbaiki hati? Memperbaiki hati dapat dilakukan degan beberapa cara.

Pertama kembali kepada Allah memohon bantuan dan pertolongan. Hanya dari Allah saja semua pertolongan dan bantuan berasal. Kita harus memohon kepada-Nya melalui doa, yang sayangnya, banyak diantara kita yang mengabaikannya. Allah berfirman:

“Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS Al-Mu’min [40] : 60)

Allah juga berfirman:

“Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” (QS An-Nisa [4] : 32)

Saya jamin jika anda menemui teman anda dan dia berkata kepadamu, mintalah apa saja kepadaku dan akan kuberikan. Dia akan terus menawarkan seperti itu hingga engkau menerimanya.

Hingga suatu waktu hal ini mulai menjadi beban sampai akhirnya dia berhenti mengabulkan permintaanmu.

Dengan Allah, Pemilik semua yang berada di langit dan di bumi, keadaannya tidaklah demikian. Dia berkata ‘berdoalah kepada-Ku’, mintalah dari apa-apa dari karunia-Ku’ Aku akan mengabulkannya bagimu, dan ini tidak terbatas.

Rasulullah _ juga bersabda mengenai doa:


“Do’a bermanfaat apa yang diturunkan dan apa yang tidak diturunkan.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Albani, Shahih al-Jami’ 3409.)


Orang-orang yang tidak berbicara dengan nafsunya, tidakkah mereka mengakui bahwa doa memberikan pertolongan?

Karena alasan ini kita harus banyak berdoa. Jika anda menginginkan seorang isteri maka mintalah kepada Allah. Jika engkau miskin mintalah kekayaan. Jika engkau sakit, mohonlah kepada Allah agar menyembukannmu. Terdapat banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan tentang para Nabi Allah berdoa kepada-Nya dan Dia mengabulkannya. Sebagai contoh Nabi Ayub yang menderita penyakit berdoa kepada Allah, lalu Dia mengabulkannya. Zakaria tidak mampu memiliki anak, (beliau) berdoa kepada Allah dan Allah mengabulkan doanya. Yunus _, yang berada di dalam perut ikan Paus berdoa kepada Allah dan Dia mengabulkannya.

Setiap Muslim harus berdoa secara teratur dan lebih khusus lagi dari hatinya. Orang-orang beriman berdoa kepada Allah, sebagaimana yang Dia ajarkan di dalam Al-Qur’an:

“(Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau. karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". (QS Al-Imran [3] : 8)

Kita harus terus menerus meminta kepada Allah agar Dia melindungi hati kita dari kesesatan. Berapa banyak kaum Muslimin hari ini yang menghafal ayat ini?

Kita harus menyadari kenyataan bahwa hati Bani Adam berada diantara jari jemari Allah dan Dia membolak-balikkannya sebagaimana yang diinginkan-Nya.

Karena alasan inilah Rasulullah _ seringkali berdoa:

“Wahai Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas ketaatan kepada-Mu” (Dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Dzilalul Jannah )

Dalam riwayat lain:

“Wahai Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (Dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 7988)

Sekarang ini kaum Muslimin sangat membutuhkan doa karena banyaknya fitnah disekitar kita. Dalam doa yang lain Rasulullah mengucapkan:

“Jadikanlah Al-Qur’an sebagai penentram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap lara dan penghilang kedukaanku.” (Ini merupakan potongan dari doa panjang yang diajarkan Rasulullah apabila seseorang ditimpa kesusahan dan kesedihan. (HR. Ahmad dalam musnad-nya dan dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Silahkan lihat Al-Kalaam ut-Tayyib hal. 73 oleh Syaikh Albani.; atau dalam terjemahan Bahasa Indonesia hal.128)

Rasulullah juga mengucapkan:

“Ya Allah, bersihkanlah hatiku dengan air salju dan es, dan bersihkanlah hatiku dari kesalahan-kesalahan, sebagaimana baju dibersihkan dari kotoran” (HR Bukhari Muslim )

Wahai Muslim, kapan kita akan mulai menghafal doa-doa itu? Kapan kita beralih dan kapan hati kita akan mendapatkan pengaruhnya? Tidakkah aneh menyaksikan betapa banyak orang dianugerahi dengan ilmu namun mereka (menjadi) sombong? Ini karena hati mereka telah sakit. Siapa yang benar-benar mendapatkan manfaat dari ilmunya? Ilmu, jika tidak diamalkan akan dipertanggung-jawabkan di hari kiamat.

Kedua, kita dapat memperbaiki hati dengan memohon pertolongan Allah dalam setiap perkara. Rasulullah memohon kepada Allah untuk berlindung dari terlibat dalam keburukan, mendengarkan keburukan, mengucapkan kata-kata yang buruk, dan menyimpan sesuatu yang buruk di dalam hati. Adapun arti dari mendengarkan keburukan adalah jika dia tidak menggunakan pendengarannya untuk keridhaan Allah seperti mendengarkan Al-Qur’an, namun dipergunakan untuk mendengarkan musik dan ghibah. Adapun pada penglihatan, maka itu berarti jika seseorang tidak digunakan untuk mengamati ciptaan Allah, dan untuk membaca Al-Qur’an, namun digunakan untuk menatap pria dan wanita di jalan-jalan. Keburukan lisan adalah jika seseorang tidak menggunakan lisannya untuk membaca Al-Qur’anul Karim, namun menggunakannya untuk menyanyi dan mengghibah, dan lain-lain.

Adapun keburukan hati, maksudnya adalah hati tidak takut kepada Allah, tidak memenuhinya dengan tauhid dan aqidah yang benar, dan hati ini hanya dipenuhi setiap bentuk maksiat.

Rasulullah memohon pertolongan Allah dengan berdoa:

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak takut kepada-Mu, dari jiwa yang tidak tenang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR Muslim )

Ketiga mengetahui kategori-kategori hati yang berbeda akan membantu dalam memperbaikinya. Hal ini juga akan membantu seseorang untuk mengetahui keadaan hatinya.
Kategori ini ada tiga:
1. Hati yang sehat
2. Hati yang sakit
3. hati yang mati

Secara ringkas HATI YANG SEHAT adalah hati yang bebas dari nafsu, syubhat, dan tidak menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya.

Dia beribadah dan berserah diri kepada Allah dan perhatiannya hanya untuk meraih keridhaan-Nya. Wahai pemilik hati yang demikian, engkaukah yang mencintai, membenci, memberi dan menahan hanya karena Allah. Jika orang ini hendak mendekatkan diri kepada Allah, maka dia menanyakan dua pertanyaan kepada dirinya sebelum melakukan suatu perbuatan.

Yang pertama, mengapa saya melakukan perbuatan ini, dan yang kedua bagaimana saya melakukannya? Adapun pertanyaan pertama, jawabannya terletak pada melakukan perbuatan untuk meraih keridhaan Allah, tidak menginginkan sesuatu kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah dengannya.
-
Yang kedua adalah mengikuti contoh Nabi dalam melakukan perbuatan tersebut.

Singkatnya, jawaban pertama adalah berdasarkan ikhlas, dan yang kedua adalah kesungguhan dalam mengikuti Rasulullah . Dari sini dipahami bahwa tidak ada perbuatan yang akan diterima pada Hari Kiamat kecuali memenuhi kedua syarat tersebut. Seseorang yang melakukannya pasti akan diselamatkan pada hari yang agung ini.

Allah telah menyebutkan mengenai hal tersebut:


“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” (QS Asy-Syuara [26] : 88-89)

Hati yang diberi kabar gembira pada hari kiamat adalah hati yang selamat. Hati yang demikian adalah hati yang sehat. Mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an akan menjaga hati tetap dalam kondisi demikian.

Allah berfirman mengenai hal ini:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya),” (QS Al-Anfal [8] : 2)

Keadaan kita di zaman sekarang ini sungguh bertentangan, engkau mendapati ayat-ayat Al-Qur’an diperdengarkan di taksi, sang sopir dengan segera menggantinya dengan musik.

Di sisi lain, anda juga mendapati seseorang yang mendengarkan Al-Qur’an sebagai pengantar tidur. Orang yang seperti ini tidak mendapatkan manfaat dari Al-Qur’an.
Allah berfirman:

“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira.” (QS At-Taubah [9] : 124)

Maka siapa diantara kita yang menarik manfaat dari Al-Qur’an? Seseorang yang memiliki hati yang sehat. Allah berfirman:


“(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,” (QS Qaaf [50] : 33)
 
Apa tanda-tanda dari hati yang sehat? Itu adalah hati yang ketika bermaksiat dia bertaubat dan tidak bertahan dengan perbuatan dosa. Orang yang mati dengan membawa hati sehat akan masuk surga. Saudara saudaraku, bagaimana hati kita menjadi sehat ketika segala hal yang kita lakukan adalah maksiat? Kita suka mengikuti hawa nafsu kita, sehingga ketika memberi, kita memberi karena hawa nafsu. Ketika kita menahan diri, kita menahan diri karena hawa nafsu. Ketika mencintai, kita mencintai karena hawa nafsu, dan ketika membenci, kita membenci karena nafsu.

Allah mencela seseorang yang seperti itu sebagaimana firman-Nya:

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” (Al-Furqan [25] : 43)

Maka hati yang bermaksiat siang dan malam akan menjadi keras, tidak memiliki kehidupan dan mati.

Allah berfirman:


“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah.” (QS Az-Zumar [39] : 22)

Maka hati yang mati hanya menuju kepada neraka, dan hati yang sehat menuju kepada surga.

Kategori yang kedua adalah HATI YANG SAKIT. Hati yang demikian juga hidup, maksudnya ada harapan untuk pulih dan menjadi sehat. Ini akan tercapai bila seseorang mengisi hatinya dengan taubat dan ketaatan. Dalam keadaan ini hati yang sehat memperoleh kemenangan sebagaimana sembuhnya dari sakit.

Namun demikian, jika penyakit hati bertambah maka pada akhirnya akan mati. Hal ini serupa dengan seorang pasien diberi pengobatan yang jika dilakukan dengan baik dia akan kembali sehat, insya Allah. Namun jika dia tidak melakukannya, maka penyakitnya akan semakin parah.

Hal-hal yang menyebabkan penyakit hati

Dosa-dosa adalah penyebab terbesar dari penyakit hati dan pada akhirnya akan membunuh hati.

Rasulullah bersabda:
“Fitnah-fitnah itu menempel pada hati seperti tikar (yang dianyam) sebatang-sebatang. Hati siapa yang mencintainya niscaya timbul noktah hitam dalam hatinya. Dan hati siapa yang mengingkarinya niscaya timbul noktah putih di dalamnya, sehingga menjadi dua hati (yang berbeda) (HR Muslim dari Hudzaifah bin al-Yaman )

Barangsiapa yang menyukai menatap wanita telanjang (yakni yang tidak menutup aurat) di jalanan, jika engkau menahan dirimu dan merendahkan pandanganmu engkau akan mendapati hatimu menjadi lebih teguh atau menjadi lebih kuat. Jika engkau mencobanya, engkau akan mengetahui bagaimana hatimu bekerja. Semakin engkau berbuat maksiat, hatimu akan semakin hitam dan hitam sampai akhirnya mati. Setelah mengetahui pentingnya hatimu dan setelah itu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melindunginya dengan menjaganya tetap suci dan bersih, engkau akan mendapati bahwa mudah bagimu untuk merendahkan pandanganmu, menghentikan ghibah, dan secara umum, menghentikan dirimu dari berbuat maksiat. Dengannya hatimu akan menjadi putih, suci, bersih dan sehat. Segala macam fitnah akan dihadapkan pada hati, dan diantaranya adalah fitnah terhadap wanita.

Rasulullah bersabda:

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita..” (HR Bukhari dan Muslim )

Rasulullah telah mengatakan kebenaran, sebagaimana diketahui ini (wanita) adalah cobaan terbesar bagi para pemuda kita sekarang ini. Juga (termasuk fitnah) harta dan anak-anak yang kita miliki.

Allah berfirman mengenai hal ini:

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS At-Taghabun [64] : 15)

Jika kita menanyakan kepada mereka, mengapa mereka meninggalkan shalat? Mereka akan menjawab, karena anak-anak kami, karena toko kami, dan sebabsebab dunia lainnya.

Penyakit hati lainnya adalah kebodohan yang obatnya adalah ilmu tentang agama yang agung ini.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits:

“Suatu hari kami keluar dalam sebuah perjalanan. Tiba-tiba salah seorang diantara kami tertimpa batu, sehingga menyebabkan kepalanya robek. Kemudian orang tersebut ihtilam, maka dia pun bertanya kepada temantemannya dengan berkata : "Apakah kalian melihat ada rukhshah untuk melakukan tayammum?" Para shahabatnya pun menjawab: "Kami tidak mendapatkan bagimu rukhshah, sementara engkau mampu untuk (mandi dengan air)." Maka orang itu pun kemudian mand, dan ternyata orang itu kemudian meninggal dunia. Ketika kami tiba kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam , beliau pun dikabari tentang hal itu. Maka beliau pun berkata : “Mereka telah membunuhnya (semoga) Allah binasakan mereka. Tidakkah mereka bertanya ketika mereka tidak mengetahui……” (Dihasakan oleh Syaikh Albani dalam Sunan Abu Dawud, hadits no. 336-337 hal. 59-60)

Dari hadits ini kita mengambil pelajaran untuk bertanya kepada orang yang memiliki ilmu adalah alat untuk mengentaskan kebodohan.

MENDENGARKAN MUSIK juga merupakan salah satu penyebab hati menjadi sakit. Musik menempatkan nifaq di hati seseorang sebagaimana ia menuangkan air ke dalam cangkir.

PENYEMBUHAN HATI

• Pertama, memiliki pengetahuan tentang obat penyakit hati yang disebutkan di atas adalah sangat penting. Yang paling utama adalah memiliki aqidah yang benar. Allah berfirman:

“dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS At-Taghabun [64] : 11)

• Penyembuhan kedua adalah menerima Al-Qur’an sebagai sumber petunjuk. Allah berfirman:

“Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-Isra [17] : 82)

Dan juga Allah berfirman:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus [10] : 57)

• Ketiga mengikuti jalan para salaf akan menyembuhkan hati dari penyakitnya. Jika misalnya, anda tersesat di jalan kemudian melihat di depanmu seorang laki-laki yang engkau percaya dan salih. Dia berkata kepadamu: “ikutilah aku.” Tidakkah engkau akan mengikutinya? Tentu saja anda akan mengikutinya. Ini sama dengan mengikuti para sahabat Nabi

Allah memuji mereka dalam kitab-Nya dengan berfirman:

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9] : 100).

• Keempat, kesembuhan diperoleh dengan berdzikir kepada Allah.

• Kelima, berziarah ke kubur. Hal ini ditinggalkan, kecuali kepada orang-orang yang dirahmati Allah.

Rasulullah _ bersabda:

“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, namun sekarang berziarahlah kalian.” (HR Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Abu Dawud )

Dalam riwayat yang lain:

“Berziarahlah, karena berziarah mengingatkan akhirat” (Dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Sunan At-Tirmidzi no. 1054 )

Dengan melakukan hal-hal tersebut, hati kita akan menjadi lembut dan akan mengingatkan kepada kehidupan berikutnya. Dengan mengingat orang-orang yang telah meninggal, ibu, ayah, paman, bibi, dan anak-anak, hal ini akan mengingatkanmu kepada kematian.

“Ya Allah, anugerahkanlah kepada hatiku Ketakwaannya, Sucikanlah ia, Engkau adalah Sebaik-baik yang mensucikannya Engkau adalah pelindung dan penolongan

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. 'Ammah Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger