Home » » AKU PADA WAKTU ITU BERFIKIR tentang.............

AKU PADA WAKTU ITU BERFIKIR tentang.............

PEREMPUAN….PUBLIK ATAU DOMESTIK?
Pertama mungkin perlu adanya divinisi dan batasan tentang public atau domestic.Apa saja yang termasuk jenis peran public,dan apa saja yang termasuk peran domestic.Apa batasan antara public dan domestic.Selanjutnya masalah ini bukan tentang apakah BOLEH dan TIDAK BOLEH perempuan berperan di salah satunya atau di keduanya.Mungkin ini sekedar pilihan menurut kemampuan dan kebutuhan perempuan tersebut.

Seorang wanita yang berstatus sebagai istri sekaligus ibu yang berdomisili di Bandung ,manjalankan profesinya sebagai sopir taksi di Jakarta ,meninggalkan anak dan suaminya dan pulang ke Bandung tiap beberapa minggu sekali.SEPERTI INIKAH WANITA BERPERAN DI DUNIA PUBLIK dan meninggalakan dunia domestic?

Sebagian perempuan mungkin akan merasa nyaman di dunia domestic dari pada menjalani peran-perannya di dunia public.Karena sebagai perempuan rasanya kita memang di desain untk menjalankan peran-peran domestic.Meskipun kita tidak menutup mata banyak juga yang merasa nyaman di dunia public dan menjalankan peran-perannya di rana public.Entah itu kemudian membuat si perempuan itu kemudian meninggalkan peran-peran publiknya secara sama sekali atau sebagian besar,atau menyeimbangkan antara peran-peran di dunia public dan Domestik.

Kemudian tentang motifasi yang melatar belakangi untuk memilih antara public dan domestic.Ada yang dengan sadar memilih ,tak sedikit yang terpaksa menjalaninya karena berbagai alasan.Keterpaksaan itu ada yang bersifat ekstern dan ada yang bersifat intern.Selanjutnya ada ada yang selamanya menjalankan peran-peran itu secara terpaksa ,namun tak jarang yang lama-lama menikmati peran-peran yang pada awalnya di jalaninya secara terpaksa.

Lalu tentang kemampuan dan kebutuhan ,Bagaiman jika ada perempuan yang merasa kemampuannya memang lebih kepada peran-peran public dari pada domestic?Atau perempuan yang merasa dunia public lebih mengakui dan menghargai exixtensinya atau eksistensi peran-perannya dari pada dunia domestic,meskipun sebenarnya ia ingin bisa berperan di dunia domestic dan mendapatkan pengakuan sekaligus penghargaan.

Bagaimana kita sebagai wanita muslim?Haruskah ada istilah public dan domestic?siapakah yang menetapkan batasan-batasan itu ,Perlukah kita memilih berperan di salah satunya?Ataukah kita mengambil keduanya?

Bagaimana jika ada Muslimah yang merasa nyaman ,di akui peran-perannya di dunia public dari pada dunia domestic.Apakah itu sama artinya dengan mengkhianati predikatnya sebagai Muslimah ?Akankah kemuslimahannya akan menjadi cacat atau tak sempurna?


Apakah perlu ada pendivinisian yang membedakan antara public dan domestic secara Umum dan secara Islam?Atau semua itu harus di tiadakan?dan Kita sebagai muslimah hanya perlu memandang jenis-jenis dari peran itu dari sudut pandang hukum agama?Artinya apapun peran itu jika hukum agama memperbolehkannya kita menjalaninya ya kita menjalaninya,kalau agama melarangnya ya kita tinggalkan tanpa perduli di hargai atau tidak di hargai,di akui atau tidak di akui.

Betapa senangnya kita sebagai wanita muslim punya kemampuan dan hanya memerlukan peran-peran yang oleh agama kita di legalkan.Kita senang menjalaninya ,kita mampu menjalaninya,Dan sama sekali tak ada tuntutan baik ekstern maupun intern yang memaksa kita menjalani peran-peran yang hukum agama tak memperbolehkannya.

Tapi bukankah hidup ini perjuangan?Agama kita mengatakan hidup ini ujian.Jadi sesulit apapun kita menjalani sebuah peran jika agama memandang itu baik maka sepatutnya kita menjalaninya,Dan semudah apapun ,sesenang apapun,sebanyak apapun penghargaan,dan pengakuan yang kita terima jika hokum agama tak memperbolehkannya,maka sepantasnya kita tinggalakan.BEGITUKAH???

Majalah Hidayatulloh di salah satu edisinya dalam kolom jendela keluarga mencoba mengkritisi gerakan kembali ke rumah bagi para perempuan yang berstatus sebagai istri .Di katakan rumah memang tempat yang mulia bagi wanita namun itu tidak otomatis menjadi syurga bagi wanita .Karena sebagai istri wanita juga manusia yang perlu aktualisasi diri ,punya keinginan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi banyak orang,punya teman-teman diskusi,punya penghasilan dari hasil jerih payah sendiri,tanpa harus meninggalkan tugas mulianya di rana domestic.

Kembalinya para wanita ke rana domestic yang kemudian mengabaikan beberapa kebutuhan aktualisasi diri di wilayah publis akhirnya membuat seorang wanita yang berstatus sebagai istri merasa menjadi korban dari sebuah kewajiban.

Karena itu di perlukan sikap bijak suami ,selain menuntut istri melakukan tugas-tugas domestic juga memenuhi keinginan istrinya baik itu keinginan untk maju,berkembang,bersosialisasi,maupun keinginan untk mengabdikan potensi yang di miliki istrinya.Apakah dengan menawarkan istri untuk mengikuti kursus merias pengantin,mengikuti lomba menulis novel,atau memberi izin mengikuti workshop tertentu.


Selain itu kembalinya kaum wanita ke rana domestic yang tanpa di bekali kemampuan mengelola dan menjalankan peran-peran domestic akan membuat mereka menjadi ibu rumah tangga yang identik dengan ketidakproduktifan dan ketertinggalan.Sehingga nantinya ia akan menjadi creator peradaban umat yang gagal.Karena sang istri memiliki tugas mulia sebagai creator yang menciptakan generasi –generasi unggulan yang tangguh di mana generasi seperti itu hanya akan bisa di hasilkan dari creator yang punya ketrampilan dan pengetahuan yang visioner.Tidak mungkin generasi yang tangguh dan unggul di hasilkan oleh ibu yang hanya berada di rumah,yang tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan.

Apakah seperti itu seorang muslimah menyeimbangkan PERAN DOMESTIK DAN PUBLIKNYA?

Masalahnya tak akan semudah itu,perlu di kaji kembali jenis-jenis peran publiknya berdasarkan hukum agama.Bagaimanapun Islam punya aturan-aturan ,bisa jadi jenis perannya legal dari sudut hukum agama tapi kalau batasan rana publiknya tidak terpenuhi maka akan jadi ilegal.

Misalnya kursus merias pengantin.menulis novel,atau mengikuti workshop.Kita perlu mengkaji apa hukum mengikuti jenis-jenis kegiatan itu.Jikapun itu boleh maka pengaplikasian yang benar-benar syar’I itu seperti apa?

Logikanya wanita muslim yang berstatus sebagai istri tak akan sempat berfikir tentang aktualisasi diri dengan jenis kegiatan yang menurut hukum agama tak boleh , apalagi merealisasikan kegiatan macam itu.Akan lebih logis jika wanita muslim sibuk mempelajari ilmu agama ,sehingga tak sempat berfikir tentang aktualisasi diri yang tak syar’ih.apalagi merealisasikan.Kurang kerjaan ta!!

Kenyataan banyak perempuan-perempuan Muslim yang eksis di dunia public,dengan alasan aktualisasi diri,sosialisasi dan sebagainya tanpa mengkaji jenis kegiatan yang di anggap sebagai bentuk aktualisasi itu boleh atau tidak dalam perspektif hukum agama.


Bahkan tak jarang dengan kegiatan itu para perempuan muslim menjadi lupa peran-peran domestiknya yang lebih menuntut untuk di jalankan.Jadi belum tentu kekegiatan aktualisasinya itu di legalkan hukum agama .alih’alih malah terjebak dan keasyikan dengan kegiatan-kegiatan aktualisasi-aktualisasian di rana public.Yang sampai mengabaikan peran-peran domestiknya yang seharusnya menjadi tugas utamanya.Kalau sudah begitu tugas mulia sebagai creator generasi unggulan dan tangguh hanya omong kosong belaka.



 TRAGEDI PAESTINA 

Terlalu banyak perspektif dalam memandang konflik Palestina ,bahkan setelah 60 tahun .Ada banyak kepentingan di sana .tak sedikit yang mengambil keuntungan .Ada sudut pandang ideology,politik,ekonomi dan ini juga masalah kemanusiaan.

Dan mungkin masalah yang terakhir inilah yang membuat semua yang masih sadar sebagai manusia untuk memperjuangkannya.Persetan dengan para produsen senjata yang mengambil keuntungan di atas korban-korban yang terus berjatuhan, Sungguh cara mencari keuntungan yang kejam.Sama kejamnya dengan para politikus yang merasa bahwa inilah jalan yang harus di tempuh demi karier politiknya dan popularitasnya.Menebar teror atas sebagian yang lain atas sebuah janji keamanan dan kenyamanan paad sebagian yang lainnya.Apakah sebuah keamanan dan kenyamanan sebagian orang bisa bisa di wujudkan dengan memberikan rasa tidak aman dan tidak nyaman pada sebagian yang lain?

Sementara ada banyak yang bersympaty dari yang sekedar sampai yang benar-benar bersympati sambil mengambil keuntungan.

Ini perang memperjuangkan tanah air,kemerdekaan.agama,atau ideology ?atau sekedar perang kepentingan yang mengorbankan orang-orang tak berdosa.Ironi sekali jika ada yang mengambil keuntungan dengan mengorbankan mereka yang tak bersalah.Baik itu di lakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.
Jika ini demi tanah air .Sungguh sangat rumit mendamaikan dua pihak yang sama-sama merasa berhak atas tanah air tersebut.Satu pihak merasa harus mengembalikan ,merebut kembali “tanah yang di janjikan”dengan cara apapun,bahkan jika harus menghabisi pihaklain sampai tak tersisa sama sekali sekalipun.

Tentu saja bagi pihak yang lain ini adalah sebuah penjajahan dan mereka merasa WAJIB mengusir penjajah.Penjajah yang tak memiliki tanah air ,yang untuk memilikinya mereka harus mengklaim tanah air orang lain sebagai tanah yang di janjikan .Entah siapa yang menjanjikannya.

Jika ini perang ideology maka akan lebih rumit lagi ,maka akan lebih rumit lagi menyelesaikannya.Meski bukti-bukti sejarah telah menceritakan di Palestina dahulu orang-orang yang berbeda ideology bisa hidup secara berdampingan.Tapi itu hal yang sulit di wujudkan sekarang.Bahkan sebagian merasa ideologynya yang terbaik sedang ideology yang lain harus di hapuskan,lalu mereka mengatakan berperang demi Tuhan.Entah apakah memang ada dua Tuhan yang saling menginginkan mahluknya untuk berperang .Atau memang salah satu dari mereka berperang demi setan.Sehingga cara-cara yang di tempuh juga cara-cara setan.

Ada yang bilang Israel hendak mengambil masjidil aqso atau lebih tepatnya menghancurkan masjidil Aqso.Ada yang mengatakan target Israel adalah 4500 pemuda yang hafal Al-Qur’a.Wallohu’alam…

Entah apakah kita harus meradang marah mendengarnya lalu bersiap-siap jihad dengan bondo nekat,atau kita hanya bersabar menghibur diri,toh masih ada Ka’bah,toh masih banyak pemuda yang hafal Al-Qur’an ?sembari berdo’a semoga yang di sana yang menjadi korban adalah syahid.

Sementara banyak yang bersymapty atas tragedy gaza tanpa memandang agama ,negara,suku bangsa dan ras.Sampai sekedar menulis sebuah puisi dan lagu.

SELENT PALESTINA
(CINTA DI DUNIA)
Tak ada kenabian yang bisu.
Karena Jibril membawah kata-kata ,l
agu kasih dalam damai ,bilang satu dalam semesta.

Tak ada kerasulan yang bisu ,
Karena Jibril penyampai kalam ,
merangkai rasa hati manusia,
melebur cinta bermilyar nyawa 

Kita butuh kata untuk kebebasan !
Kita harap pasti untuk kesepakatan !
Kita rindu janji untk keselamatan !

Give the mother for herson !
Break the silent Palestina for makind !
Obey he rules for the human rice!
Lest Adam pass the red carpet !

WE WILL NOT GO DOWN GAZA 

A blinding flash of white light,
lit up the sky over gaza to night ,p
eople running for cover ,
not knowing wether they’re dead or alive.
They came with their thanks and ther planes ,
with ravaging fiery flames,and nothing remains ,j
ust a voice rising up in the smokey haze.

(*)We will not go down ,
in the night,without a fight ,
you can burn up our mosque and oue homes and our schools,b
ut our spirit will never die,
we will not go down,in GAZA to night.

Women and children a like ,
murdered and massacred nigt after nigt,
white the socalled leaders of countries afar,
debated on still heat ther voice throught the smoky haze.


*memposting catatan ini membuatku teringat keponakanku (NAHSYAL) ketika masih setahun lebih.Setiap TV1 mulai tayang berita tentang tragedy gaza dan terdengar lagu itu biarpun sedang terlelap tidur pasti terbangun dan mau menonton TV,sembari mengatakan”anak-anak……anak-anak…..

Sekarang Nahsyal sudah 3 tahun…dan jika di perdengarkan lagu itu dia masih tetap menyebut kata “anak-anak…..

5 komentar:

  1. pokok'e wapik deh....mks amma...

    BalasHapus
  2. Allah menciptakan laki2 dan perempuan dg propertinya masing2 dan menetapkan hak dan kewajiban masing2 berdasarkan properti tersebut.
    Dalam kerangka umum ajaran Islam, perempuan adalah penulis utama lembar2 karakter anak2. Jika penulis tidak cakap, maka hasil tulisan bukan hanya tidak indah dibaca, bahkan bisa merusak.
    Untuk menjadi penulis yg cakap, perempuan perlu memperluas wawasan.
    Pada titik inilah perempuan sering tergelincir. Bagi sebagian perempuan, menambah wawasan berarti melangkah ke luar rumah. Setelah keluar rumah menambah wawasan, kemudian ia merasa perlu mengaplikasikan wawasan yg ia miliki itu di luar rumah pula, meninggalkan "benteng" yang seharusnya ia lindungi & pertahankan mati2an, yang juga merupakan perlindungan bagi dirinya sendiri.
    Islam tidak melarang perempuan utk bekerja di luar rumah sepanjang mematuhi hukum2 yg telah ditetapkan.
    Maka perempuan yg ingin melangkah keluar rumah, harus terlebih dahulu mempelajari hukum2 tersebut agar tidak mencelakakan dirinya sendiri.

    BalasHapus
  3. waah..keren banget buu postinganya..ali jadipengen ni blognya kaya ibu... heheheee

    BalasHapus
  4. bagus bgt buuuuu.... like this

    BalasHapus

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. 'Ammah Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger