Home » » KADO UNTUK ISTRI SHOLIHAH

KADO UNTUK ISTRI SHOLIHAH

AYYATUHA ZAUJAH BERBAHAGIALAH

Ayyatuha Zaujah berbahagilah kalian punya Al-Qur’an dan As-Sunnah.yang telah menetapkan Hak serta Kewajiban kalian secara proporsional.Tak perlu perlindungan KOMNAS HAM Perempuan ,Sesungguhnya Islam melalui Al-Qur’an dan As-Sunnahnya telah menetapkan UU yang lebih melindungi hak-hak wanita.

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata[. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.(Qs.An-Nisa’:19).

Al Hafidz Ibnu Katsir ; ketika menafsirkan ayat ini menyatakan:

"Yakni baguskan ucapan kalian terhadap para istri dan perbaiki perbuatan dan penampilan kalian sesuai kadar kemampuan kalian sebagaimana engkau suka dia melakukan hal tersebut, maka engkau pun melakukan yang semisalnya. Sebagaimana Allah , berfirman:

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf (Qs.Al-Baqoroh : 228)

Wahai istri sholikhah berbahagialah karena kalian punya teladan Rosululloh .

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21).

Bahwasannya Rasulullah bersabda

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR. At Tirmidzi. Dishahihkan Al Albani dalam shahih Al Jami' no. 3314)

Termasuk akhlak Nabi, beliau sangat baik pergaulannya dengan istri-istrinya, senantiasa berseri- seri wajahnya, bersenda gurau, bercumbu rayu dengan istri, bersikap lembut pada mereka dan melapangkan mereka dalam nafkah serta tertawa bersama istri-istrinya sampai beliau pernah mengajak Aisyah ummul mukminin berlomba lari untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang beliau kepadanya.

Berkata,Aisyah "Rasulullah pernah mengajakku lomba lari, maka aku bisa mengalahkan beliau, itu terjadi sebelum aku gemuk. Kemudian pada kali yang lain ketika tubuhku telah gemuk, beliau mengajakku lomba lari dan beliau bisa mengalahkanku. Beliau berkata, "Kemenangan ini sebagai balasan atas kekalahan yang dahulu."

Amr bin Al Ahwash Al Jusyami pernah mendengar Nabi , berkhutbah dalam haji Wada'. Setelah memuji dan menyanjung Allah, memperingatkan dan menasehatkan. Beliau bersabda :

"Berpesanlah kalian dengan kebaikan terhadap wanita (para istri), karena mereka itu hanyalah penolong di sisi kalian. Kalian tidak menguasai dari mereka sedikitpun selain itu kecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Bila mereka melakukan hal tersebut, tinggalkanlah mereka di tempat tidurnya dan pukullah dengan pukulan yang tidak membuat cacat Namun bila mereka mentaati kalian, maka tidak ada jalam bagi kalian untuk menyusahkan mereka. Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian. Dan merekapun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan ada orang yang kalian benci untuk menginjak hamparan (permadani) kalian dan istri tidak boleh menginknn orang yang kalian benci masuk rumah kalian. Adapun hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik kepada mereka dalam memberikan pakaian dan makanan mereka." (HR. Tirmidzi. Dihasankan Syaikh Al Albani di Shahih Al Jami' No. 7880)

Dalam sanad hadits ini ada Sulaiman bin Amr. Kata Al Hafidz, "Ia maqbul" Namun hadits ini memiliki pendukung yang disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad (juz 5, hal. 72).

Imam Ahmad berkata, "Telah menceritakan kepada kami Affan, ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, ia berkata, Telah memberitakan kepada kami Ali bin Abi Zaid dari Abi Hurrah Ar Raqasyi dari pamannya, ia berkata, "Aku pernah memegang tali kekang unta Rasulullah pada pertengahan hari Tasyrik. Ketika itu beliau berkhutbali di hadapan manusia, di antara isi khutbahnya beliau bersabda:

"Bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan para istri, karena mereka itu adalah penolong di sisi kalian. Kalian tidak menguasai sedikitpun jiwa-jiwa mereka. Mereka memiliki hak terhadap kalian dan kalian juga mempunyai hak terhadap mereka. Hak kalian adalah mereka tidak boleh membiarkan seorangpun selain kalian untuk menginjak rumah kalian dan tidak mengizinkan seorangpun yang kalian benci untuk masuk ke rumah kalian. Dan kalau kalian khawatir nusyuz mereka, maka nasehatilah dan tinggalkanlah di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membuat cacat. - Berkata Humaid: Aku bertanya kepada Al Hasan, "Apa yang dimaksud dengan pukulan yang tidak membuat cacat?" Jawabnya, "Pukulan yang tidak memberikan bekas"-. Hak mereka terhadap kalian adalah mendapatkan nafkah dan pakaian dengan cara yang ma'ruf. Istri-istri itu kalian ambil dengan amanah dari Allah, kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah . Barangsiapa yag dititipi amanah, maka hendaknya is menunaikan amanah itu dan menyampaikannya pada orang yang berhak." Kemudian Rasulullah membentangkan kedua tangannya seraya berkata: "Bukankah aku telah menyampaikan, bukankah aku telah menyampaikan?" Lalu beliau berkata: "Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena berapa banyak orang yang disampaikan, dia lebih faham dari orang yang menyampaikan." Berkata Humaid: "Al Hasan mengatakan ketika sampai kalimat ini: "Sungguh, Demi Allah mereka telah menyampaikan kepada kaum-kaum yang sangat berbahagia dengannya."

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi , beliau bersabda:

"Berpesanlah kalian dengan kebaikan kepada para istri karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian paling atas. Bila engkau paksa untuk meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya, dan hila engkau tinggalkan (tidak berupaya meluruskannya) maka ia akan terus-menerus bengkok. Karena itu berpesan-pesanlah berupa kebaikan terhadap para istri." (HR.Bukhari dan Muslim)

Wanita itu kurang akal dan agamanya sebagaimana dikabarkan oleh Nabi dari hadits Abu Said Al Khudri, dia berkata: Ketika hari Idul 'Adha -atau Idul Fithri- Rasulullah keluar menuju musholla (tanah lapang) dan ketika sampai pada khutbah Id Beliau melewati kaum wanita seraya bersabda, "wahai para wanita, bersedekahlah kalian karena diperlihatkan kepadaku kebanyakan penghuni neraka adalah kalian,"Para wanita berkata, "Mengapa, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami, aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang bisa menghilangkan akal seorang laki-laki yang teguh daripada kalian."(HR. Bukhari)

Orang yang kurang akal pasti butuh kepada seseorang yang memberikan pengarahan kepadanya dengan pengarahan yang benar, dengan cara yang halus, lembut dan lunak. Dan orang yang kurang akal ini dimaafkan sebagian kesalahannya.

Wahai suami yang sholeh

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar." (QS. An Nisa' : 34)

Ayat yang mulia diatas tidak boleh menjadi dalil bagi seorang suami untuk menyombongkan diri dan merasa tinggi dihadapan istrinya. Bahkan yang seharusnya dan sepantasnya ayat ini menambah jasih sayangnya kepada istri, karena ia adalah wanita yang lemah dibawah kekuasaannya. Karena itu janganlah ia memuji wanita lain di hadapannya dan janganlah memukulnya khususnya di depan keluarga. Sebagaimana wajib baginya untuk menutupi problem antara dia dengan istrinya di depan orang lain, dan dia berupaya dengan penuh kesungguhan menyelesaikan problem tersebut dengan sangat menjaganya agar tidak diketahui orang lain sehingga tidak menyakiti hati istrinya dan melukai jiwanya karena akan berpengaruh pada kejiwaan istri bila kerabatnya mengetahui problemnya bersama suaminya.

Termasuk perkara yang paling buruk dan paling bermudharat adalah memukul istri khususnya di depan anak-anaknya karena hal ini akan merendahkan dan menjatuhkan kehormatannya dan melemahkan kepribadiannya sehingga ia tidak mampu melaksanakan perkara yang wajib baginya yaitu mendidik anak-anaknya. Kemudian, engkau wahai suami, sebelum mengangkat tanganmu manakala akan memukul istrimu hendaklah engkau mengingat bahwa, Allah lebih kuat darimu. Apabila kemampuanmu itu mengajakmu untuk mendhalimi istrimu maka ingatlah Allah Mampu berbuat demikian terhadapmu.

Abu Mas'ud Al Anshari berkata: "Aku pernah memukul seorang budakku, maka aku mendengar suara di belakangku: "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud, sungguh Allah lebih mampu berbuat demikian terhadapmu dari apa yang engkau perbuat terhadap budakmu itu". Maka aku menoleh, ternyata yang berucap demikian adalah Rasulullah . Aku pun berkata: "Ya Rasulullah, budak, ini aku merdekakan karena mengharap wajah Allah" Rasulullah bersabda: "Bila seandainya engkau tidak melakukannya niscaya api neraka akan menyentuhmu"(HR. Muslim)


SUMBER :WWW.DARUSSALAF.OR.ID

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. 'Ammah Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger