Home » » MEMBACA HATI

MEMBACA HATI


Terkadang kita, merasakan hati kita sakit, tetapi ia tidak kuat menanggung pahitnya obat serta untuk bersabar atasnya, sehingga kita lebih memilih tetap berada dalam sakitnya daripada menanggung beratnya obat. Obatnya adalah menyelisihi hawa nafsu, dan itu merupakan sesua-tu yang paling sulit bagi jiwa, padahal tidak ada sesuatu yang lebih ber-manfaat dari melakukan hal itu.

Terkadang pula, kita berusaha keras untuk bersabar, tetapi keinginan-nya yang kuat itu kemudian hilang, dan kita pun tidak melanjutkan niatnya karena lemahnya ilmu, pengetahuan dan kesabarannya. Seperti orang yang masuk dalam suatu jalan yang menakutkan yang mengantarkannya pada keamanan. Dan dia mengetahui, jika ia bersabar atasnya, maka ketakutan itu akan segera berakhir dan berganti dengan keamanan. Dia menghajatkan pada kekuatan kesabaran dan keyakinan terhadap apa yang dijalaninya. Dan ketika kesabaran dan keyakinannya melemah, maka dia pun akan kembali dari jalan tersebut, dan tak kuat menanggung kesulitannya, apalagi jika tidak ada kawan yang mengiringinya, ia ngeri dengan kesendiriannya, sehingga menjadikannya bertanya-tanya, "Ke manakah orang-orang itu? Saya ingin mengikuti jejak mereka!" Demi-kianlah yang terjadi pada kebanyakan makhluk, dan itulah yang meng-hancurkan dirinya.

Orang yang berilmu dan jujur tidak merasa ngeri karena sedikitnya teman, juga tidak merasa kehilangan mereka, jika hatinya telah merasa ditemani oleh orang-orang salaf terdahulu, yang Allah telah memberi nikmat atas mereka yang terdiri dari para nabi, orang-orang yang jujur, para syuhada' dan orang-orang shalih lainnya, dan mereka itulah sebaik-baik teman. Bahkan kesendirian seorang hamba di jalan pencariannya, menunjukkan kejujuran apa yang dicarinya.,

Pemilik hati yang sehat Jika suatu kali musibah menimpanya, maka suara hatinya berkata, "Aku adalah hamba yang miskin dan fakir kepada-Mu, aku adalah ham-ba-Mu yang fakir, lemah dan miskin, sedangkan Engkau adalah Tuhanku yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Tidak ada kesabaran bagiku jika Engkau tidak memberiku kesabaran. Tidak ada kekuatan bagiku kecuali jika Engkau menguatkanku, tidak ada tempat berlindung dari-Mu kecuali kepada-Mu jua, tidak ada tempat memohon pertolongan kecuali kepada-Mu, aku tidak bisa keluar dari pintu-Mu, dan tidak ada tujuan bagiku untuk lari dari sisi-Mu."
Maka semuanya terlemparkan di hadapan-Nya, bergantung sepe-nuhnya kepada-Nya, jika ia tertimpa sesuatu yang dibencinya ia berkata, "Ini adalah rahmat yang dihadiahkan kepadaku, dan obat bermanfaat dari Dokter yang mengasihi." Dan jika ia dipalingkan dari sesuatu yang dicintai ia berkata, "Ini adalah kejahatan yang dipalingkan daripadaku."

"Berapa banyak aku inginkan suatu hal, lalu Engkau pilihkan aku agar berpaling darinya.
Dan Engkau masih senantiasa baik dan kasih sayang kepadaku

Semua yang menimpanya, baik kesenangan maupun kesusahan membuatnya mendapat petunjuk jalan kepada-Nya, sehingga terbukalah pintu baginya untuk masuk kepada-Nya, seperti disebutkan dalam syair,

"Tidaklah menimpaku qadar yang kubenci atau kusenangi,
kecuali dengannya aku mendapat petunjuk jalan kepada-Mu.
Ketentuan-Mu itu berjalan bersama kerelaanku,
dan sungguh aku mendapatkan-Mu sebagai teman di dalam negeri."

(Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Mawaridul Aman Al-Muntaqa min Ighatsatul Lahfan fi Mashayidisy Syaithan / MANAJEMEN QALBU: Melumpuhkan Senjata Syetan)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. 'Ammah Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger