Home » » MENGAPA TAK KAU JAWAB DENGAN CERDAS (DENGAN ILMU)

MENGAPA TAK KAU JAWAB DENGAN CERDAS (DENGAN ILMU)

Hari itu aku bertanya 
“Di dalam bukunya Ats-Tsabit wa al-Mutahawwil nya ADONIS di katakan bahwa Fatimah putri Rosululloh pernah berselisih dengan Abu Bakar masalah warisan benarkah demikian? 

Engkau bilang “tidak ada perselisihan antara Fatimah Radhyllah'anha dengan Abu Bakar As Shidiq. Radhyllah'anha.

maka suatu hari aku temukan di catatanmu tentang sepenggal biografi Fatimah putri Rosululloh “Ketika ayahnya meninggal, Fatimah berharap dirinya mendapat harta warisan, maka dia menemui Abu Bakar untuk meminta haknya. Abu Bakar radhiallahu ‘anhu memberitahukan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kami tidak mewariskan , dan apa yang kami tinggalkan adalah sedekah.” Setelah itu dia nampak sedikit marah kepadanya lalu meratapi dirinya.

Lalu aku katakan mungkin dari riwayat itulah Adonis menuliskan di disertasinya tersebut bahwa telah terjadi perselisihan antara Fatimah putri Rosululloh dengan Abu Bakar .

maka kau tetap bilang “tidak ada perselisihan antara Fatimah Radhyllah'anha dengan Abu Bakar As Shidiq*senyum*.Aku nggak bilang ada tetapi ada yang mengatakan demikian?l

alu kau katakana” mintalah agar ditunjuki yang Haq dari Allah ...mintalah setiap sehabis shalat shubuh ... Ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amalan yang diterima dari Allah ....
Dunia ini hina ... banyak tipudaya didalamnya ...
Akhirat, kita harus berambisi untuk menggapainya ...
karena disanalah sebenar-benarnya kehidupan .....

Dan aku hanya jawab dengan *senyum*.
Lalu aku teringat sebuah artikel tentang URGENSI AMANAH ILMIAH .Di dalam artikel tersebut di tuliskan .bahwa ada orang-orang yang khianat terhadap amanah ilmiah diantaranya adalah orang jahil seperti Nuh bin Abi Maryam yang membuat hadist-hadist palsu tentang keutamaan surat-surat al-Qur’an karena saat itu orang-orang sibuk dengan fiqh Abu Hanifah dan Maghozi Ibnu Ishaq.juga orang-orang yang berusaha menghilangkan hakikat-hakikat yang Nampak dari biografi-biografi yang bersih yang mereka suguhkan dalam bentuk yang layak mendapat cercaan sedang biografi-biografi kotor mereka beri baju bersih sehingga pantas mendapat pujian .Adalah munculnya kitab al-Imamah wa Siyasah yang di nisbahkan kepada Ibnu Qutaibah .kitab-kitab tersebut mensifati banyak dari orang-orang mulia dari salaf secara tidak obyektif , mencela kehormatan para sahabat yang merupakan sebaik-baik umat yang di keluarkan untuk manusia.

Andai engkau mau menjawab dengan kalimat-kalimat itu .alangkah cerdasnya engkau bagiku.atau jika memungkinkan bukankah bisa kau jelaskan yang lebih dari itu seperti yang ku baca di artikel yang berjudul URGENSI AMANAH ILMIAH.
Bahwa Ilmu Syar’ih pada hari-hari ini banyak di masuki oleh orang-orang yang bukan ahlinya , tidak dari segi kapasitas keilmuan dan tidak juga dari segi adab-adab seorang pengemban ilmu.Adalah tentang bersikap amanah. Qs.4:58,Qs.28:26,Qs.8:27 , 
dan hadist“Orang yang ghisy(curang)terhadap kami maka dia bukanlah golongan kami(HR.Muslim:1/99)
Adalah dalil-dalil tantang di jadikannnya amanah sebagai persyaratan di dalam urusan-urusan seperti :wasiat,wakaf,hakim,saksi ,dan para ahli dalam bidangnya termasuk di sini adalah para alim dengan ilmunya.tentu saja dalam hal ini adalah ilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah dengan memahami keduanya dengan pemahaman yang benar.Karena ilmu adakalanya adalah penukilan yang jujur dan adakalanya adalah Istidlal yang muhaqqoq(cermat)sedangkan amanat adalah pokok dari keduanya maka dalam hal ini amanah adalah perhiasan yang di perintahkan secara syar’i.sedangkan khianat adalah tabiat yang terlarang dan contoh dari khianat adalah tahrif (penyelewengan) yang merupakan pembatal terbesar terhadap amanah penukilan nash , adapun perusak terbesar di dalam amanah analisa istidlal dan makna-makna.karenanya wajib bagi penuntut ilmu agar berhias dengan amanah ilmiah di dalam mencari ilmu ,mengemban,mengamalkan, dan di dalam menunaikannya.
Sesungguhnya keberuntungan umat adalah di dalam kebaikan-kebaikan amalannya,sedangkan kebaikan-kebaikan amalannya ialah di dalam keshohihan-keshohihan ilmu-ilmunya yang hendaknya di emban orang –orang yang amanah di dalam hal yang mereka riwayatkan maupun yang mereka sifati .Barang siapa berbicara di dalam ilmu tanpa amanah maka sungguh ia telah melukai ilmu dan meletakkan batu penyumbat di jalan yang menuju keberuntungan umat.
Amanah adalah perhiasan ilmu dan ruhnya yang menjadikannya bersih buahnya lagi lezat rasanya.Jika engkau telaah biografi-biografi para pengemban ilmu , akan engkau lihat jaraj yang jauh antara seorang alim yang amanah dengan seorang yang memiliki tingkatan yg sama yang tidak amanah.
Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid berkata di dalam kitabnya (TAHRIFUN NUSHUS MIN MAKHIDZI AHLIL AHWA ‘ FIL ISTIDLAL ) mengatakan “para ulama’ mengatakan menjaga amanah akan membawa kepada kebahagiaan di dunia akherat dan khianat akan membawa pada kebinasaan di dunia dan akherat…..Barang siapa yang mengkhianati amanah dengan melakukan tahrif sebuah ayat di dalam nashnya dan di dalam istidlal dengannya maka sesungguhnya dia telah jatuh kedailannya , membawa dirinya pada jarh(cela) yang parah dan adzab yang pedih.ini juga berlaku pada mereka yang melakukan tahrif pada hadist , orang yang khianat dalam menukil perkataan seorang ulama’ .mengatakan seorang ulama’ telah berbicara padahal tidak bicara , mengaburkan perkataan dengan di potong atau semacamnya.
Termasuk perkara tahrif di zaman modern adalah madzab kelompok Islam modern , yang di antara asas-asas mereka adalah menekan nash agar mengikuti waqi’ (realita), sama halnya dengan mereka yang fanatic terhadap madzab yang menekan nash agar mengikuti madzab , dan juga orang-orang yang memaksa ayat-ayat al-Qur’an agar tafsirannya mengikuti ilmu pengetahuan yang berkembang pada zaman ini.
Maka BENTUK-BENTUK AMANAH ILMIAH itu adalah antara lain:
• Mengatakan tidak tahu pada perkara yang ilmunya belum sampai kepadanya
• Kembali pada al-Haq dan meralat ucapan atau pendapat sebelumnya yang keliru
• Mengkritik pendapat yang keliru atau pemikiran-pemikiran yang batil meskipun atas kerabat atau teman
• Menerima kritikan dengan lapang dada
Adapun kekeliruan penulisan, meringkas suatu penukilan,dan menambah tambahan penjelasan pada penukilan dengan di beri pemisah dari kalimat aslinya adalah PERKARA-PERKARA YANG TIDAK MENAFIKAN AMANAH ILMIAH.
Hemmm…..tentu saja jawaban di atas adalah pemjelasan yang panjang.akan tetapi aku menyukainya.karena itu akan lebih membuatku faham.

Akhirnya “Ya Robb kami , janganlah Engkau hokum kami jika kami lupa atau kami bersalah………….

Sumber :URGENSI AMANAH ILMIAH dan TAHRIF NUSHUS oleh Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifulloh khafidhohulloh….(al-furqon edisi97 dan 96)

1 komentar:

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. 'Ammah Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger